Corat coret: Empat Tambah Satu Dengan Segala Perhitungannya

Berawal dari ajakan Fildza Kamila, kawan sekamar di asrama yang mengajak saya untuk bergabung dalam sebuah produksi film, yang kemudian membuat saya terkoneksi dengan Rizal Abdul Hakim dan Ridho Alfajri selaku sutradara dan produser sekaligus pencetus ide pembuatan film ini.

Sebenarnya saat ditawari menjadi seorang penulis naskah saya memiliki dua pilihan, memilih untuk menolak atau ikut bergabung. Bagi saya ada dua alasan utama untuk menolak ajakan ini: pertama, karena saya sendiri sadar bahwa pengalaman saya dalam dunia tulis-menulis sangatlah minim, sebab selama ini saya hanya menjadikan kegiatan tulis menulis sebagai pekerjaan iseng belaka—menjadi cara saya untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Kedua, dalam sebuah produksi sebuah film, penulis naskah memiliki peran yang cukup penting dan bahkan kerap disebut sebagai backbone dalam produksi karya sinema, karena hal tersebut jugalah penulis naskah dituntut untuk memiliki pengetahuan luas yang mendukung kemampuannya mengembangkan cerita atau gagasan, agar cerita dalam film enak diikuti dan untuk alasan kedua inilah saya akui bahwa saya kurang layak untuk menjadi seorang penulis naskah yang ideal. Namun, disisi lain saya sangat menikmati proses menulis terlepas dari apapun bentuk tulisan tersebut, apalagi kali ini saya akan di dukung oleh sumber daya manusia yang penuh dengan orang-orang hebat jadi, rugi rasanya jika saya menolak kesempatan emas ini. 

Maka akhirnya, saya memilih untuk bergabung dalam produksi film ini, toh nyatanya saya tidak berjuang sendirian. Dari situ akhirnya saya ikut serta dalam proses kreatif film ini, dimulai dari pencarian ide film, terbentuknya tokoh, hingga akhirnya terbentuklah keseluruhan alur cerita dari film Empat Tambah Satu ini. Setelahnya proses terus berlanjut, dimulai dari pencarian ide. Proses ini terhitung tidak mudah, pasalnya saya menyadari bahwa kami sangat berhati-hati dalam memilih ide cerita untuk film ini, terhitung sejak bulan November tahun lalu kami sudah mulai membicarakan gagasan utamanya. Akhirnya, pada januari tahun ini barulah gagasan utama film ini matang dan siap untuk dikembangkan menjadi satu kesatuan yang utuh dan dari situlah cerita mulai berkembang dan terus berkembang. 

Bagi saya yang selama ini hanya berkutat dengan cerpen dan novel, ketika ditantang untuk menulis naskah ada perasaan cemas dan ragu, pasalnya penulisan naskah itu memilik formula tersendiri dimana dalam satu susunan plot, cerita akan dibagi menjadi beberapa sequence. Sebenarnya hal-hal dasar seperti ini juga terdapat ketika saya menulis cerpen, namun yang saya rasakan ketika menulis naskah adalah saya dituntut untuk lebih memperhatikan susunan plot dan dialog agar jauh dari ungkapan basa-basi, bagi saya menulis naskah jauh lebih kompleks sebab saya harus membayangkan setiap potongan adegan demi adegan yang saya tulis agar terasa nyata dan benar-benar hidup. Namun, disamping pengetahuan dasar seperti itu bagi saya, pemahaman atas proses menulis itu sendiri adalah yang terpenting, karena menurut saya menulis adalah sebuah proses mengulas peristiwa yang terjadi di sekitar kita.

Maka, untuk dapat menuliskan ide yang sudah didapat  dengan baik salah satu kuncinya adalah bagaimana saya bisa memahami cerita yang ada. Juga memahani bagaimana lima karakter yang saya buat ketika menanggapi kehidupan sehari-hari mereka. Bagaimana mereka bersikap? Berbicara? Reaksi mereka ketika terbentur masalah? Atau ketika menghadapi kebahagiaan? Dan lain sebagainya. Saya mencoba menghidupkan lima karakter ini dengan melakukan riset kecil-kecilan dengan membaca beberapa artikel, menonton film dengan genre yang sama, dan saya juga beberapa kali bertukar pikiran dengan orang-orang terdekat saya, mengulik kenangan mereka, mendengarkan kisah-kisah juga keluh kesah mereka. Saya juga sempat berbagi cerita dengan orang tua saya sekaligus mendengarkan pendapat mereka dari sudut pandang orang dewasa. Dengan harapan hal yang saya lakukan bisa menunjang realisme karakter dan membuat lima karakter ini seperti orang yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Karena bagi saya, karakter adalah kunci dari setiap cerita, sebagus apapun ide ceritanya jika tidak ditunjang oleh keberadaan karakter yang kuat maka, ceritanya akan kurang terlihat menarik.

Begitupun dalam proses penulisan dialog antar tokohnya agar terlihat lebih hidup dan realistis maka, saya juga dituntut untuk bisa memunculkan ciri khas dari setiap karakter tanpa harus terlihat bertele-tele ataupun terkesan memaksakan. Beruntung dalam proses ini banyak masukan yang saya dapatkan dari kru film bahkan oleh para pemainnya sendiri. Hingga pada akhirnya, saya bisa menyelesaikan keseluruhan naskah, dengan total keseluruhan dari setiap naskah yang saya tulis memiliki sekitar empat sampai lima draft sebelum akhirnya sampai pada tahap final draft, yang menandakan bahwa naskah sudah siap diproduksi menjadi sebuah film. Tidak hanya sampai situ saja. Saya baru menyadari bahwa sebagai penulis naskah, saya juga dituntut untuk menerjemahkan apa saya tulis kepada banyak orang, serta memastikan hasilnya sesuai dengan ekspektasi saya. Meski akhirnya tidak memungkiri bahwa ketika sampai pada tahap produksi pasti tetap ada beberapa adegan yang harus dirubah karena tidak sesuai dengan lokasi atau bahkan dihilangkan musabab terkendala waktu syuting yang terbatas. Bersyukur, sejauh ini semua kendala bisa diatasi dengan baik dan proses berjalan dengan terkendali.

Saya menyadari akan muncul banyak interpretasi ketika film ini dirilis, tentunya hal itu tersebut terjadi selaras dengan selera film yang berbeda-beda dari setiap penonton. Namun, di samping itu saya harap pesan yang ingin saya sampaikan di film ini bisa di tangkap dengan baik oleh penonton serta film Empat Tambah Satu ini bisa membawa dampak baik bagi orang yang menontonnya meskipun jika pada kenyataannya dampak yang dirasakan itu kecil tapi, saya percaya bahwasannya kekuatan cerita yang ada dalam sebuah film meski kecil bisa memiliki dampak yang cukup besar untuk melakukan perubahan dalam hidup seseorang.  

Di akhir corat-coret ini, saya hanya ingin mengucapkan banyak terima kasih untuk orang-orang yang bersedia saya ganggu dan saya tanya-tanya dengan pertanyaan-pertanyaan sepele yang tidak mengenal waktu dan tempat. Untuk semua crew yang menerima saya dengan hangat layaknya keluarga, untuk ide-ide serta masukannya, juga untuk lagunya yang sukses bikin hati terenyuh. Untuk lima karakter yang beberapa bulan terakhir hidup di kepala saya, nemenin saya makan, nyuci, jalan-jalan, ngelamun di bus, rapat bulanan, bahkan sering nyempil di obrolan saya sama orang tua saya, terima kasih akhirnya sudah hidup di dunia nyata dan akhirnya membantu saya memperdalam layer-layer karakter di film ini, makasih juga sudah membantu terbentuknya jalan cerita film ini. Untuk semuanya, terimakasih udah jadi sejarah dalam kehidupan saya yang sedang penuh-penuhnya dengan banyaknya overthinking.

 Love you so much, guys!




Komentar

Postingan Populer