Gelembung Hujan di Dunia yang Aku Tulis Sendiri
Di dunia yang kutulis sendiri barangkali memang aku seekor belalang yang sibuk melompat kesana kesini, Tubuhku kecil, suaraku tak nyaring. Sesekali aku tersesat di rerumputan, sesekali hinggap di dahan yang rapuh, seringkali jatuh ke tanah retak yang gersang. Tak punya peta, tidak pernah benar-benar tahu kemana aku akan jatuh. Merengek-rengek lalu menyamar menjadi manusia seperempat abad yang memiliki banyak permintaan. Di dunia yang kutulis sendiri, aku bebas mau jadi Burung Albatros atau Gajah, aku bebas terbang melintasi tiga samudera sekaligus, tanpa henti, tidak kenal takut, atau aku bisa saja berjalan pelan, menyingkir dari keramaian tanpa perlu meminta izin. Aku bisa menangis, lalu melanjutkan langkah seperti biasa (tentu saja tanpa ada yang menghakimi), aku bisa pulang ke kawanan, atau memilih sunyi di tepian sungai, karena menjadi besar bukan berarti aku harus selalu terlihat. Aku terbiasa menyimpan cerita orang-orang yang lewat, menyulam ingatan itu menjadi penunjuk arah pula...